KetikaRa Lilur dan Gus Dur Bertemu Pada awal tahun 2002, setelah lengser dari tahta kepresidenan, Gus Dur pergi ke Bangkalan untuk sowan kepada Ra Lilur. Uniknya ketika duduk bersama, keduanya memakai bahasa daerahnya masing-masing. Ra Lilur memakai bahasa Madura khas sedangkan Gusdur memakai bahasa Jawa.
Bangla Song - Search or Browse by Artist
BANGKALAN Ratusan masyarakat memadati rumah putra Ra Bir Aly di komplek Pondok Pesantren Syaichona Kholil, Demangan, Bangkalan, Rabu (11/4/1018). Mereka ingin ikut mendoakan dan melihat janazah Almarhum Ulama Khos KH Kholilurrahman yang menghembuskan nafas terakhirnya tadi malam sekitar pukul 10.00 Wib. Saat ini janazah Kiai yang akrab disapa Ra Lilur itu berada dirumah [] Ratusan orang berada di rumah Ra Bir Aly BANGKALAN, – Ratusan masyarakat memadati rumah putra Ra Bir Aly di komplek Pondok Pesantren Syaichona Kholil, Demangan, Bangkalan, Rabu 11/4/1018. Mereka ingin ikut mendoakan dan melihat janazah Almarhum Ulama Khos KH Kholilurrahman yang menghembuskan nafas terakhirnya tadi malam sekitar pukul Wib. Saat ini janazah Kiai yang akrab disapa Ra Lilur itu berada dirumah Ra Bir Aly yang tak lain adalah putra Almarhum di Ponpes Syaichona Kholil. Berdasarkan informasi ulama yang menurut kebanyakan orang waliyullah itu akan dimakamkan pada pukul Wib siang ini di komplek pemakaman Syaikhona Kholil, Martajasah, Bangkalan. Sebelum itu janazah akan di sholatkan terlebih dahulu di tiga tempat berbeda, pertama di Ponpes Syaikhona Kholil, Masjid Agung Bangkalan dan di Masjid Syaichona Kholil, Martajasah. Para Ulama dan Kiai juga sudah tampak hadir di kediaman Ra Bir Aly. Termasuk calon Gubernur Jawa timur, Syaifullah Yusuf juga terlihat hadir atas wafatnya Ra Lilur itu. Sementara kondisi di Pondok Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil para santri sedang melakukan tahlil dan mendoakan ulama yang dianggap nyentrik itu. Zan/Lim RaLilur salah satu sosok Ulama Madura mewariskan nilai-nilai spiritual luhur di tengah gempuran kapitalisme dan hedonisme. Syaichona KH Moh. Kholil, Bangkalan. Ra Lilur memiliki nama lengkap KH Kholilur Rohman. Beliau wafat, pada hari Selasa (10/4/2018) sekitar pukul 22.00 WIB. Ra Lilur merupakan putra bungsu dari pasangan Nyai Romlah Bangkalan, NU OnlineKiai Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan 'Ra Lilur' tadi malam wafat di kediamannya di Desa Banjar, Kabupaten Bangkalan. Jenazah akan disholatkan di Pesantren Syaikhona Kholil Rabu 11/4 siang ini. Selanjutnya dimakamkan di kompleks pemakaman Syaikhona Kholil Martajasah Bangkalan. "Beliau adalah putra dari KH Ahmad Tamyiz dan Ny Romlah. Ibunya adalah cucu dari Mbah Kholil Bin Abdul Lathif Bangkalan. Dari kecil beliau terkenal sebagai sosok 'jadzab' yang sering melakukan hal-hal yang tak dapat dicerna pikiran manusia biasa," ungkap salah seorang keponakan Ra Lilur, Ismael Amin tahun yang lalu, tambahnya, bahkan beliau sempat membuat kehebohan karena membakar Pesantren Syaikhona Kholil Demangan yang diasuh oleh kakaknya, KH Abdullah Schall. Konon itu adalah isyarat bahwa kelak Pesantren Syaikhona Kholil akan maju pesat dan memiliki bangunan tinggi megah setinggi asap api yang 'mumbul' di waktu itu. Sebuah isyarat yang memang akhirnya menjadi kenyataan. "Beliau juga dikenal sebagai pengamal tirakat tingkat tinggi. Seringkali beliau berkhalwat di tempat-tempat yang jauh dari hiruk-pikuk duniawi. Uniknya beliau juga seringkali 'bertapa' di tengah lautan, sampai-sampai pernah ada seorang nelayan merasa jaringnya telah menangkap mangsa yang besar. "Udah kadung seneng eh ternyata ia kaget bukan main karena yang ia 'tangkap' adalah Ra Lilur," urai ber-uzlah inilah yang membuat beliau lebih memilih tinggal di pelosok Banjar, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk Kota Lilur juga bisa dibilang sebuah 'bukti' nyata dari Ilmu Ladunni. Beliau tak pernah mondok, ada yang bilang pernah nyantri di sebuah pesantren selama 3 bulan tapi gak pernah ngaji, kerjaannya cuma mancing. Meski begitu beliau dikenal sebagai sosok 'alim' yang mumpuni dengan kemampuan Bahasa Arab yang sangat fasih."Zuhud dan sederhana, 2 sifat yang bisa dibaca jelas dari kepribadian dan keseharian beliau. Baju singlet putih, celana hitam setinggi lutut, dan sebuah senter kecil yang ia bawa kemana-mana. Dengan pakaian ala 'petani' ini sekilas tak akan ada yang menyangka bahwa beliau adalah seorang ulama besar keturunan seorang wali besar," beliau memang telah menjadikan kezuhudan sebagai pondasi utama dalam kehidupannya. Beliau bahkan pernah mengeluhkan pada seorang tamunya akan fenomena banyaknya ulama zaman now yang telah silau oleh 'kerlap-kerlip' duniawi dengan bahasa Arab ia berkata kepada tamunya itu. "Jika ulama sudah mencintai dunia dan lupa akan kedudukannya.. itu berat.. berat.. dampaknya mereka akan terpecah belah.. Ya Allah selamatkanlah mereka," ujar Ra Lilur sambil menangis menyampaikan pesannya itu, tambah Amien, beliau bahkan pernah hadir dalam acara hajatan seorang konglomerat Madura, acara yang dihadiri oleh puluhan kiai dan ulama. Tidak ada angin tidak ada hujan beliau tiba-tiba datang dan langsung menuju panggung acara. "Dengan bahasa Arab yang fasih beliau mulai menyampaikan pesan-pesan dan keluh kesahnya akan kiai-kiai zaman sekarang yang sudah mulai terlena oleh gemerlap dunia. Dan waktu itu tampaklah pemandangan keren, seorang lelaki sepuh berpakaian petani sedang menceramahi puluhan alim ulama di bawahnya yang seakan terpana melihat apa yang sedang terjadi di hadapan mereka," lain kesempatan, dalam sebuah acara besar di Pesantren Syaikhona Kholil beliau sekali lagi datang tiba-tiba. Sepertinya memang ada 'pesan' penting yang ingin beliau sampaikan waktu itu. Beliau naik ke panggung acara dan memulai kalamnya dengan sebuah 'ayat' yang mengingatkan bahwa kita yang ada di dunia ini akan kembali ke hadhirat Ilahi.. tak kan ada yang hidup kekal abadi.. أفحسبتم أنما خلقناكم عبثا و أنكم إلينا لا ترجعون" Apakah Kalian mengira bahwa Aku Allah menciptakan kalian secara sia-sia dan kalian tak kan pernah kembali kepada-Ku? " Beliau lantas melantunkan Syair-syair cinta yang -sepertinya- sampai sekarang hanya beliau yang mengetahui makna 'rahasia' di balik bait-bait Syair itu Apakah salah dosakuKau pergi tinggalkan dakuDulu cintamu padakuKini kau abaikan akuApakah salah dosakuKini kau tinggalkan dakuDulu kasih mesra kitaKala cintamu nan murniKini ku dalam merinduApakah salah dosakuKini kau tinggalkan akuBeginilah akhir cintaCintamu palsu belakaKu terkapar dalam rindu..Kita hanya bisa menerka bahwa itu adalah ungkapan cinta dan kerinduan beliau kepada Sang Ilahi. Yang demi Keridlaan-Nya selama ini beliau rela mencampakkan semua bentuk rayuan dan godaan dunia. Dan tadi malam beliau pergi, menjemput cinta dan rindu yang sudah lama ia pendam itu. Terbebaskan dari semua kepalsuan dunia yang selama ini telah ia singkirkan dari hati dan fikirannya."Selamat Jalan Syaikhona... Engkau yang selama ini selalu mengingatkan kami akan ke-Fana-an dunia. Yang selalu berusaha menarik kami untuk merasakan indahnya kezuhudan yang selama ini kau rasakan.""Selamat menikmati perjalanan indahmu, menjemput pertemuan dengan Allah dan Rasul-Nya yang selama ini engkau rindu. Semoga kami masih bisa mengamalkan pesan-pesan luhurmu. Kami yang masih tertinggal disini, tertatih-tatih oleh godaan duniawi dan hawa nafsu. Allah Yarhamak Ya Syaikhona.. Wa Yuqoddis Sirrak," ujar Ismael Amin Kholil. Hairul Anam/Muiz Kejadianarthritis rheumatoid pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Tujuan penelitian mengetahui perbedaan pengetahuan lansia sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang arthritis rheumatoid di Desa Kelbung Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan. Bangkalan NU Online Kiai Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan 'Ra Lilur' tadi malam wafat di kediamannya di Desa Banjar, Kabupaten Bangkalan. Jenazah akan disholatkan di Pesantren

BANGKALAN Suasana tahlil pada malam kedua di rumah duka Jl KH Moh Kholil gg III Bangkalan menjadi bukti nyata betapa Ra Lilur memang dicintai banyak orang. Jamaah tahlil mencapai ribuan itu datang dari berbagai kota.

lbB0s.
  • 53qq5aau5f.pages.dev/220
  • 53qq5aau5f.pages.dev/133
  • 53qq5aau5f.pages.dev/182
  • 53qq5aau5f.pages.dev/216
  • 53qq5aau5f.pages.dev/542
  • 53qq5aau5f.pages.dev/241
  • 53qq5aau5f.pages.dev/358
  • 53qq5aau5f.pages.dev/540
  • putra ra lilur bangkalan