B Mengembangkan Makna Isi dan Nilai Hikayat Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini; 2. menjelaskan kesesuaian kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi.Hai, Aurellia P. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Jawaban untuk soal ini adalah dengan cara membaca keseluruhan isi hikayat secara saksama dan mengaitkan nilai-nilai yang ada pada hikayat dalam kehidupan sehari-hari. Mari cermati pembahasan berikut ini. Hikayat adalah jenis sastra Melayu lama berupa cerita rekaan tentang nilai-nilai kehidupan, biasanya tentang sejarah, keagamaan, kesaktian pahlawan, dan hal-hal aneh lainnya yang terjadi di masa lalu. Ciri-ciri hikayat, yaitu 1. Anonim, artinya tidak diketahui sumber asalnya. 2. Arkais, banyak menggunakan istilah lampau. 3. Mengandung kemustahilan. 4. Bertemakan sejarah. 5. Memiliki tokoh yang sakti. Nilai-nilai dalam hikayat itu sendiri terdiri dari - Nilai moral yang berkaitan dengan akhlak atau perilaku manusia. - Nilai agama yang memuat ajaran keagamaan dalam kehidupan manusia. - Nilai sosial yang menunjukkan perihal hubungan antarmanusia. - Nilai budaya yang berkaitan dengan tradisi atau kebiasaan masyarakat di suatu wilayah tertentu. Semua nilai kehidupan di dalam cerita hikayat maknanya dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara 1 Membaca keseluruhan isi teks secara saksama. 2 Mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. 3 Menjelaskan kesesuaian makna nilai-nilai dalam hikayat yang masih berkaitan dengan kehidupan saat ini. Dengan demikian, makna dalam hikayat dapat dikembangkan dengan cara membaca keseluruhan isi hikayat secara saksama dan mengaitkan nilai-nilai yang ada pada hikayat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga membantu ya ŸËĹ dalamhikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam teks eksposisi lisan maupun tulisan hikayat Mengembangkan makna (isi dan nilai) hikayat Membandingkan penggunaan bahasa dalam cerpen dan hikayat Mengidentifikasi karakteristik bahasa dalam hikayat Membandingkan B. Mengembangkan Makna Isi dan Nilai Hikayat Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu 1. mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini; 2. menjelaskan kesesuaian kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi. Dalam pembelajaran sebelumnya, kamu sudah belajar mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat. Sekarang kamu akan belajar menganalisis nilai- nilai dalam hikayat mana yang masih seuai dengan kehidupan saat ini. Kegiatan 1 Mengidentifikasi Nilai-nilai dalam Hikayat yang Masih Sesuai dengan Kehidupan Saat ini Perhatikan contoh berikut ini. Kutipan Hikayat Analisis Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. âBarang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.â Terdapat nilai budaya yaitu mencari menantu melalui sayembara. Nilai budaya ini sudah tidak sesuai dengan kehidupan saat ini. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, ikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Terdapat nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Nilai didaktis ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini. 125 Bahasa Indonesia Tugas Bacalah hasil analisis nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Bayan Budiman di atas, kemudian analisislah apakah nilai-nilai tersebut masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Kegiatan 2 Menjelaskan Kesesuaian Nilai-nilai dalam Hikayat dengan Kehidupan Saat ini dalam Teks Eksposisi Pada bagian terdahulu kamu sudah mempelajari teks eksposisi yaitu teks yang digunakan untuk menyampaikan suatu pendapat disertai dengan argumen yang mendukung. Dalam bagian ini kamu akan belajar menjelaskan bagaimana kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi. Kamu dapat menggunakan nilai-nilai yang telah kamu identifikasi dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya. Perhatikan contoh berikut ini. Nilai dalam Hikayat Tesis Pernyataan Sikap Nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Hingga saat ini, kewajiban menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu agama masih relevan. Contoh pengembangan tesis dalam teks eksposisi Hingga saat ini, menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu agama masih relevan. Masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi ini. Hal ini dapat kita lihat dari makin besarnya ketertarikan orang tua mengirim anak-anaknya ke sekolah yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agam seperti Islamic Boarding School, ramainya Sekolah Minggu, dan sebagainya. Buku-buku berisi pendidikan agama juga makin laris dibeli. Bahkan, pemerintah melalui pembelajaran saat ini menetapkan keharusan mengntegrasikan nilai-nilai agama pada semua mata pelajaran. Kelas X SMAMASMKMAK 126 Tugas Buatlah tesis berdasarkan nilai-nilai dalam hikayat yang masih relevan dengan kehidupan saat ini. Selanjutnya kembangkanlah tesis tersebut ke dalam teks eksposisi. C. Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen ďťżA Karakteristik Hikayat Indera Bangsawan. 1. Anonim, yaitu tidak dikenal nama pengarangnya. 2. Istana sentris, yaitu mengisahkan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana / kerajaan. 3. Bersifat statis, artinya tidak mengalami perubahan atau perkembangan. 4. Bersifat komunal, artinya menjadi milik masyarakat. Kita mungkin sudah tidak asing lagi mendengar kata dongeng. Cerita prosa rakyat fiktif atau tidak benar-benar terjadi dan sering melukiskan sebuah sindiran hingga pesan moral ini, terdiri dari beberapa jenis, salah satu jenis dongeng ialah hikayat. Hikayat adalah cerita rekaan dalam sastra Melayu lama yang menggambarkan keagungan dan kepahlawanan. Dongeng jenis ini umumnya mengisahkan kehebatan seseorang lengkap dengan keanehan hingga mukjizat dari tokoh utama. Pengertian Hikayat Karya sastra bersifat fiksi ini, dalam bahasa Arab, berasal dari kata 'hikayah' yang berarti kisah, dongeng atau cerita. Sedangkan, secara harafiah hikayat memiliki arti kenang-kenangan atau sebagai riwayat dari buah pemikiran sang pujangga kepada orang lain. Sama dengan dongeng, hikayat dituturkan berdasarkan imajinasi sang penulis dalam dunia rekaan, sehingga kisahnya hanya sebatas khayalan saja dan digunakan hanya sebagai penghibur. Selayaknya cerita fiksi, hikayat juga memiliki unsur-unsur intrinsik berupa tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan amanat yang ingin disampaikan. Ciri-ciri Hikayat Teks hikayat memiliki ciri-ciri sebagai berikut Menggunakan bahasa Melayu. Memiliki tema kerajaan. Bersifat tidak masuk akal atau khayalan. Statis atau bersifat kaku dan tetap. Tidak memiliki pengarang yang jelas. Menggunakan kata-kata arkhais dan jarang digunakan. Bersifat edukasi. Unsur Intrinsik Hikayat Unsur intrinsik hikayat terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya, bahasa, sudut pandang, dan amanat. Tema Tema biasanya tidak dijelaskan dalam sebuah cerita. Pembaca harus membaca terlebih dahulu alur cerita sehingga mengenali rangkaian peristiwa di dalamnya. Tokoh Tokoh merupakan unsur penting untuk mengembangkan cerita. Tokoh dalam cerita menggambarkan karakter tokoh, pengungkapan jalan pikiran, penggambaran fisik, dan gambaran lingkungan tempat tinggal tokoh. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Alur dibagi menjadi alur maju, mundur, dan alur campuran. Sudut Pandang Sudut pandang hikayat adalah segi pandang penulis sebagai pengamat di luar cerita. Pengarang bisa memakai kata ganti orang ketiga untuk menceritakan peristiwa atau tokoh utama. Pengarang bisa mengganti tokoh utama dengan sebutan aku yang memakai kata ganti pertama. Latar Latar biasanya berhubungan dengan suasana, waktu, dan tempat terjadinya cerita. Gaya Bahasa Gaya bahasa berguna untuk menciptakan nada atau suasana persuasif. Gaya bahasa ini memperlihatkan dialog dan interaksi antar tokoh. Penulis perlu memakai bahasa yang cermat untuk menceritakan suasana dan imajinasi pembaca. Amanat Pesan biasanya disampaikan oleh penulis pada pembaca tentang nilai moral dalam sebuah hikayat. Amanat ini berupa perbuatan baik akan mengalahkan perbuatan jahat. Jenis-jenis Teks Hikayat 1. Berdasarkan Isinya Berdasarkan isinya, teks hikayat terbagi menjadi beberapa jenis, yakni cerita rakyat, epos India, cerita dari Jawa, cerita Islam, sejarah dan biografi, serta cerita bertingkat. 2. Berdasarkan Asalnya Berdasarkan asalnya, hikayat dibagi menjadi Melayu asli, Jawa, Hindu India, dan Arab-Persia. Nilai-nilai Hikayat Nilai-nilai hikayat merupakan tuntutan perilaku atau hidup seseorang. Nilai ini biasanya tercermin pada karakter tokoh cerita hikayat. Berikut nilai-nilai dalam hikayat Nilai moral Berhubungan dengan baik buruknya sikap atau perbuatan tokoh dalam hikayat. Nilai sosial Berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Nilai agama Berhubungan dengan masalah keagamaan atau hubungan manusia dengan Tuhan. Nilai pendidikan Berhubungan dengan sikap dan tata laku seseorang . Nilai budaya Berkaitan dengan adat istiadat dan kebudayaan suatu daerah yang mendasari cerita hikayat. Contoh Teks Hikayat Contoh teks hikayat "Hang Tuah" Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak Hang Mahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orangdi Sungai Duyung mendengar kabar teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu,âAyo kita pergi ke Bintan, negri yang besar itu,apalagi kita ini orang yang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebih mudah mencari pekerjaan âLalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya. Setelah itu, ia memberikan anaknya itu kain, baju, dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merdu memberi makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan selamatan untuk Hang Tuah. Setelah selesai dipeluknyalah anaknya kata Hang Mahmud kepada istrinya,âAdapun anak kita ini kita jaga baik-baik, jangan diberi main jauh-jauh. Keesokan harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu untuk persediaan. Lalu ada pemberontak yang datang ke tengah pasar, banyak orang yang mati dan luka-luka. Orang-orang pemilik toko meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampong. Gemparlah negeri Bintan itu dan terjadi kekacauan di mana-mana. Ada seorang yang sedang melarikan diri berkata kepada Hang Tuah,âHai, Hang Tuah, hendak matikah kau tidak mau masuk ke kampung?" Maka kata Hang Tuah sambil membelah kayu, âNegeri ini memiliki prajurit dan pegawai yang akan membunuh, ia pun akan mati olehnyaâ. Waktu ia sedang berbicara ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju Hang Tuah sambil menghunuskan kerisnya. Maka ibunya berteriak dari atas toko, katanya,âHai, anakku, cepat lari ke atas toko!" Hang Tuah mendengarkan kata ibunya, ia pun langsung bangkit berdiri dan memegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu. Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-tubi. Maka Hang Tuah pun melompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelalah kepala orang itu dan mati. Maka kata seorang anak yang menyaksikannya, "Dia akan menjadi perwira besar di tanah Melayu ini,". Terdengarlah berita itu oleh keempat kawannya, Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekui. Mereka pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang Tuah. Hang Jebat dan Hang Kesturi bertanya kepadanya,âApakah benar engkau membunuh pemberontak dengan kapak? Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab,"Pemberontak itu tidak pantas dibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu. Kemudian karena kejadian itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya sang Hang Tuah. Jika ia tidak datang ke istana, pasti ia akan dipanggil oleh Sang Raja. Maka Tumenggung pun berdiskusi dengan pegawai-pegawai lain yang juga iri hati kepada Hang Tuah. Setelah diskusi itu, datanglah mereka ke hadapan Sang Raja. Maka saat sang Baginda sedang duduk di tahtanya bersama para bawahannya, Tumenggung dan segala pegawai-pegawainya datang berlutut, lalu menyembah Sang Raja, âHormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, ada banyak berita tentang pengkhianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai saya. Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalu bertanya, "Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?" Maka seluruh menteri-menteri itu menjawab, "Hormat tuanku, pegawai saya yang hina tidak berani datang, tetapi dia yang berkuasa itulah yang melakukan hal ini". Maka Baginda bertitah, "Hai Tumenggung, katakana saja, kita akan membalasanya". Maka Tumenggung menjawab, âHormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, untuk datang saja hamba takut, karena yang melakukan hal itu, tuan sangat menyukainya. Baiklah kalau tuan percaya pada perkataan saya, karena jika tidak, alangkah buruknya nama baik hamba, seolah-olah menjelek-jelekkan orang itu. Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu, maka Baginda bertitah, âSiapakah orang itu, Sang Hang Tuah kah?â Maka Tumenggung menjawab, âSiapa lagi yang berani melakukannya selain Hang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan hal ini pada hamba, hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Sang Tuah sedang berbicara dengan seorang perempuan di istana tuan ini. Perempuan tersebut bernama Dang Setia. Hamba takut ia melakukan sesuatu pada perempuan itu, maka hamba dengan dikawal datang untuk mengawasi mereka. Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya berwarna merah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu, âPergilah, singkirkanlah si durhaka itu!â Maka Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di dalam negeri itu, tetapi si Tuah tidak mati, karena si Tuah itu perwira besar, apalagi di menjadi wali Allah. Kabarnya sekarang ini Hang Tuah berada di puncak dulu Sungai Perak, di sana ia duduk menjadi raja segala Batak dan orang hutan. Sekarang pun raja ingin bertemu dengan seseorang, lalu ditanyainya orang itu dan ia berkata, âTidakkah tuan ingin mempunyai istri?â Lalu jawabnya, âSaya tidak ingin mempunyai istri lagi.â
Salah satu bentuk kesusastraan kuno dari Melayu adalah hikayat. Apa itu hikayat? Seperti apa sih, karakteristik hikayat? Yuk, kita pelajari bersama melalui artikel ini! â Saat kamu mendengar kata hikayatâ, hal apa yang langsung terlintas dalam pikiranmu? Pasti kamu langsung terpikir tentang cerita berlatarkan istana dengan tokoh para raja, prajurit, serta unsur-unsur kerajaan lainnya. Iya, kan? Kalau kamu berpikir seperti itu, kamu nggak salah, kok! Hikayat memang banyak menceritakan kisah yang berlatar istana dan kerajaan. Sebenarnya, hikayat merupakan salah satu jenis prosa yang berkembang di Indonesia jauh sebelum cerpen atau novel ditulis. Tapi, nggak cuma Indonesia aja , lho. Negara-negara yang masih serumpun dengan Indonesia, seperti Filipina, Thailand, Brunei, dan Malaysia juga memiliki jenis cerita ini. Hmm.. jadi sebenarnya apa sih, hikayat itu? Pengertian Hikayat Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa dari Melayu yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut. Hikayat berguna sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh hikayat antara lain, yaitu âHang Tuahâ, âPerang Palembangâ, dan âSeribu Satu Malamâ. Karena hikayat berasal dari Melayu, hikayat banyak ditulis dalam Bahasa Melayu. Kemudian, hikayat banyak mengalami proses adaptasi dan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami isi dari hikayat tersebut. Seperti yang sudah disebutkan, hikayat dapat berfungsi sebagai cerita penghibur atau pada masa itu disebut sebagai pelipur lara. Contohnya, seperti hikayat âHang Tuahâ yang bercerita mengenai perjalanan seorang prajurit. Di dalamnya terdapat cerita yang membuat pembacanya akan merasa hanyut. Baca juga Cara Menulis Teks Cerita Sejarah Singkat Selain itu, ada pula hikayat yang sengaja ditulis untuk mendokumentasikan sesuatu, seperti silsilah kerajaan. Lalu, ada juga hikayat yang ditulis dengan jalan cerita yang dibuat-buat sesuai perintah dari raja. Tujuannya untuk membuat para musuh merasa takut karena seolah-olah kerajaannyalah yang paling perkasa. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga kerajaannya dari serangan musuh. Nilai-Nilai dalam Hikayat Hikayat mengandung berbagai macam nilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, yaitu nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya. Nilai Moral Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak atau sikap baik dan buruk manusia. Hikayat banyak mengandung nilai moral yang dapat dijadikan cerminan untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Nilai Agama Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan tokoh akan keberadaan Tuhan. Hikayat banyak mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan untuk mempertebal iman. Nilai Sosial Nilai sosial merupakan nilai yang berkaitan dengan relasi antarmanusia. Melalui hikayat, kita bisa banyak belajar mengenai nilai-nilai sosial yang dapat melatih kita menjadi manusia yang dapat bersosial dengan sesama manusia lainnya dengan baik. Nilai Budaya Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan di suatu wilayah tertentu. Karena hikayat berasal dari Melayu, kita bisa banyak belajar mengenai kebudayaan Melayu dengan membaca hikayat. Karakteristik Hikayat Kita bisa mengenali apakah suatu karya sastra merupakan hikayat atau bukan berdasarkan karakteristiknya, guys! Karakteristik hikayat antara lain seperti tergambar pada infografik berikut. Kemustahilan Teks hikayat banyak mengandung kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak dapat diterima nalar. Contohnya seperti bayi lahir disertai pedang dan panah. Contoh lainnya, yaitu seorang putri yang keluar dari gendang. Anonim Hikayat bersifat anonim, maksudnya adalah tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang dari hikayat tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak ada nama penulis yang jelas dalam hikayat yang ditulis dalam hikayat pun disampaikan dari satu orang ke orang lain secara lisan. Kesaktian Tokoh dalam hikayat seringkali diceritakan memiliki kesaktian tertentu. Contohnya yaitu tokoh Garuda yang memiliki kemampuan merusak kerajaan dikalahkan oleh Syah Peri. Lalu, contoh lainnya yaitu Raksasa yang memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud. Istanasentris Hikayat seringkali bersifat istanasentris yaitu bertema dan berlatar kerajaan. Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam hikayat biasanya adalah raja, anak raja, atau prajurit. Selain itu, latar tempat yang digunakan adalah suatu negeri yang dipimpin oleh raja, atau istana dalam suatu kerajaan. Arkais Hikayat bersifat arkais yaitu menggunakan bahasa yang sudah lampau. Bahasa yang digunakan dalam hikayat sudah jarang dipakai atau tidak lazim digunakan dalam komunikasi masa kini. Contohnya, seperti hatta, titah, upeti, dan bejana. Statis Penggambaran dan penulisan kisah dalam hikayat tidak memiliki banyak perbedaan dengan hikayat lain atau hikayat dari negara lain. Unsur, kisah, dan segala hal dalam hikayat memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya. Dengan begitu, hikayat menjadi salah satu karya sastra yang statis atau tetap. Edukatif Walaupun bersifat mustahil, hikayat biasanya mengandung amanat baik yang dapat dijadikan pembelajaran bagi para pembacanya. Hikayat biasanya menanamkan unsur-unsur edukatif untuk melakukan kebaikan, tenggang rasa terhadap sesama, saling menghargai, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Baca Juga 12 Contoh Teks Eksposisi berbagai Tema & Strukturnya Jenis Hikayat Biasanya, prosa lama ini bertemakan sejarah, keagamaan, biografi, epos, dan cerita rakyat yang kental akan keajaiban. Keragaman cerita ini membuat hikayat terbagi menjadi berbagai jenis yang bisa dibedakan dalam dua aspek, yaitu aspek historis dan aspek isi cerita. Aspek Historis Sebagian besar hikayat sering ditemukan dalam bahasa Melayu klasik, tetapi ada beberapa hikayat yang juga ditulis dalam bahasa lain. Nah, hal ini terjadi karena hikayat yang berasal dari beberapa negara dengan bahasa, latar belakang agama, dan sejarah yang berbeda. Maka dari itu, apabila dilihat dari aspek historis, hikayat dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya 1. Melayu Hikayat Melayu pada umumnya kental akan unsur agama Islam. Contoh dari hikayat Melayu, yaitu âHikayat Hang Tuahâ, âHikayat Indera Bangsawanâ, âHikayat Malim Demamâ, dan âHikayat Si Miskinâ. 2. India Ciri khas hikayat India yaitu memiliki unsur keagamaan, yaitu agama Hindu. Kisah utama dalam hikayat Hindu, yaitu cerita âSri Ramaâ dan âMattabbhrotoâ. Nah, seiring berjalannya waktu, dua kisah tersebut berkembang menjadi hikayat lainnya, seperti âHikayat Pandawa Limaâ, âHikayat Perang Pandawaâ, dan âHikayat Bayan Budimanâ. 3. Arab-Persia Mayoritas agama yang dianut di Arab dan Persia adalah agama Islam. Maka dari itu, hikayat-hikayat yang muncul juga bertema Islam dan mengandung nilai-nilai keislaman. Beberapa contohnya, yaitu âHikayat 1001 Malamâ, âHikayat Bachtiarâ, dan âHikayat Amir Hamzahâ. 4. Jawa Hikayat-hikayat Jawa memiliki kemiripan sifat, tokoh, dan alur seperti hikayat yang ada di India dan Arab. Hal ini karena budaya Jawa dipengaruhi oleh agama Islam dan Hindu. Percampuran budaya yang berbeda ini akhirnya melahirkan budaya baru. Beberapa contoh hikayat Jawa, yaitu âHikayat Panji Semirangâ, âHikayat Cekel Weneng Patiâ, dan âHikayat Indera Jayaâ yang diambil dari cerita Alingdarma. Aspek Isi Sementara itu, apabila dilihat dari aspek isi ceritanya, hikayat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu 1. Sejarah Hikayat ini sering kali berkisah tentang tokoh atau kejadian bersejarah. Walaupun berkisah tentang sejarah, hikayat tetap bersifat fiksi atau khayalan sang pujangga. Kisah dalam hikayat ini biasanya dikaitkan dengan kisah-kisah sejarah yang pernah terjadi dalam suatu masa. Selain itu, bisa juga latar belakang peristiwa disesuaikan dengan kejadian yang terjadi dalam sejarah. Contohnya, seperti âHikayat Pataniâ, âHikayat Hang Tuahâ, dan âHikayat Raja-Raja Pasaiâ. 2. Biografi Hikayat biografi biasanya hanya fokus pada seorang tokoh. Tokoh yang diangkat ini bisa diambil dari tokoh nyata maupun fiksi. Meskipun begitu, kisahnya menceritakan tentang kehidupan tokoh tersebut. Contohnya, seperti âHikayat Abdullahâ dan âHikayat Indera Bangsawanâ. 3. Agama Jenis hikayat ini menceritakan tentang tokoh agama, peristiwa dalam keagamaan, maupun nilai-nilai hidup yang diajarkan dalam suatu agama. Contohnya, seperti âHikayat Indera Puteraâ, âHikayat Si Miskinâ, âHikayat 1001 Malamâ, dan âHikayat Bayan Budimanâ. 4. Peristiwa Hikayat peristiwa menceritakan tentang sebuah peristiwa besar yang pernah terjadi tapi dengan penggambaran yang didramatisasi dengan keajaiban-keajaiban dan mukjizat. Contohnya, seperti âHikayat Raja-Raja Pasaiâ dan âHikayat Tanjung Lesungâ. 5. Cerita Hikayat ini menekankan pada kisah yang diangkat, terutama tentang romansa percintaan. Biasanya, hikayat ini juga disertai dengan latar belakang sejarah. Contohnya, seperti âHikayat Malin Kundangâ dan âHikayat Roro Jonggrangâ. Baca Juga 13 Contoh Teks Anekdot Singkat beserta Struktur & Maknanya Bentuk Hikayat Setelah memahami beberapa jenis hikayat, selanjutnya kita akan belajar tentang bentuk-bentuk hikayat yang dilihat dari cara penggambarannya. Perhatikan penjelasan berikut, ya. Cerita rakyat Hikayat ini digambarkan dengan jenaka. Biasanya, hikayat cerita rakyat bercerita tentang asal usul suatu tempat atau benda. Contohnya, yaitu âHikayat Rhang Manyangâ. Roman Hikayat roman berisi tentang kisah cinta dan kisah rumah tangga, misalnya âHikayat Putroe Gambak Meuhâ. Epos Seperti namanya, hikayat epos berkisah tentang kepahlawanan seseorang. Salah satu contoh epos yang terkenal, yaitu âHikayat Ramayanaâ. Tambeh Hikayat tambeh bercerita tentang pedoman hidup. Maka dari itu, kisahnya seringkali mengandung amanat yang bisa dipetik pembacanya. Contohnya, seperti âHikayat Tambek Tujoh Blahâ. Chara Chara merupakan bentuk hikayat yang berfokus pada seseorang tokoh terpuji. Bentuk hikayat ini juga termasuk dalam jenis hikayat biografi. Salah satu contohnya, yaitu âHikayat Indera Bangsawanâ. Contoh Hikayat Selain beberapa contoh yang disebutkan di atas, berikut contoh-contoh hikayat terkenal lainnya Hikayat Abu Nawas Hikayat Banjar Hikayat Iskandar Zulkarnain Hikayat Nakhoda Muda Hikayat Kalila dan Daminah Hikayat Panji Semirang Hikayat Panca Tanderan Hikayat Putri Kemuning Hikayat Antu Ayek Hikayat Tiga Pengembara Lapar Hikayat Shinta dan Raja Kalanggan Hikayat Jaya Lengkara Hikayat Jaka Tarub Hikayat Perkara Si Bungkuk dan Si Panjang Hikayat Seorang Kakek dan Seekor Ular Hikayat Patani Demikian pembahasan tentang pengertian, nilai-nilai, karakteristik, jenis, bentuk hingga contoh dari hikayat. Sudah cukup jelas atau masih bingung, nih? Semoga sudah cukup jelas, ya. Kalau kamu masih mau belajar lebih banyak tentang hikayat, langsung aja, yuk, tonton video belajar beranimasi dengan latihan soal serta rangkuman di ruangbelajar! Referensi Dosen Pendidikan. 2022. Contoh Hikayat. Diakses pada 11 Oktober 2022 dari Zabadi, Fairul dan Sutejo. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Artikel ini telah diperbarui pada 12 Oktober 2022.
B Mengembangkan Makna (Isi dan Nilai) Hikayat Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini; 2. menjelaskan kesesuaian kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi. - Karakteristik hikayat adalah terdapat kemustahilan dalam cerita, kesaktian tokoh-tokohnya, anonim, istana sentris, dan menggunakan alur berbingkai cerita berbingkai. Berikut ini penjelasan singkat tentang karakteristik hikayat Karakteristik hikayat Mengutip Pengantar Pembelajaran Sastra 2017 karya Warsiman, ciri hikayat adalah Cerita rekaan berbentuk prosa; Berbahasa Melayu; Berisi kisah, sejarah, dongeng; Tokoh utama memiliki kehebatan; Biasanya tentang kehidupan orang-orang besar. Baca juga Hikayat Pengertian, Karakteristik, Nilai, Ciri Kebahasaan dan Contoh Sedangkan mengutip Kemdikbud RI, karakteristik hikayat adalah Terdapat kemustahilan dalam cerita; Terdapat kesaktian tokoh-tokohnya; Anonim; Istana sentris; Menggunakan alur berbingkai cerita berbingkai. Berikut ini penjelasan singkat masing-masing karakteristik hikayat Kemustahilan Menurut KBBI, pengertian mustahil adalah tidak mungkin terjadi. Kemustahilan dalam hikayat terdapat dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan artinya sesuatu hal yang tidak logis atau tidak bisa dinalar oleh akal pikiran juga Pengertian Cerita Fantasi Kesaktian Menurut KBBI, kesaktian adalah kepandaian kemampuan berbuat sesuatu yang bersifat gaib melampaui kodrat alam atau kekuasaan gaib. Para tokoh yang terdapat dalam hikayat biasanya memiliki kesaktian yang melebihi orang biasa. Anonim Menurut KBBI, anonim adalah tanpa nama, tidak beridentitas, awanama atau tidak ada penandatangannya. Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat, adalah anonim. Anonim artinya tidak diketahui secara jelas siapa nama pencerita atau pengarang cerita tersebut. Penyebabnya, cerita rakyat hikayat biasanya disampaikan secara lisan. Baca juga Karakteristik Teks Eksplanasi Istana sentris Maksud dari istana sentris adalah hikayat sering bertema dan berlatar kerajaan. Dalam hikayat seringkali tokohnya adalah raja, pangeran, puteri, dan orang terdekat keluarga kerajaan. Alur berbingkai Alur adalah rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat yang membentuk satu rangkaian cerita yang utuh. TGfl.